UJIAN NASIONAL

Minggu, 04 Maret 2012

Sabtu, 25 Februari 2012

Pembentukan Memori Dipicu oleh Perkembangan Sel Induk

Tokyo
    Para peneliti di RIKEN-MIT Center untuk Genetika Jaringan Syaraf telah menemukan jawaban atas misteri berkepanjangan tentang bagaimana sel otak dapat mengingat memori-memori baru saat mengingat memori lama.

     Mereka menemukan bahwa syaraf khusus di bagian otak yang disebut dengan dentate gyrus memiliki peran yang berbeda pada pembentukan memori tergantung pada apakah sel induk syaraf yang memproduksi mereka lama atau baru.

     Studi ini akan diumumkan di majalah Cell edisi 30 Maret dan menghubungkan dasar seluler pembentukan memori hingga tumbuhnya syaraf baru -- penemuan yang dapat menciptakan kelas baru pada target obat-obatan untuk mengobati gangguan memori.

     Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa ketidakseimbangan antara syaraf lama dan baru pada otak dapat mengganggu pembentukan memori yang normal selama pasca gangguan stres karena trauma (PTSD) dan penuaan. "Pada hewan, pengalaman traumatis dan penuaan sering mengurangi tumbuhnya syaraf baru pada dentate gyrus. Pada manusia, studi baru-baru ini menemukan bahwa disfungsi dan gangguan memori terkait terjadi pada usia normal," ungkap penulis senior studi Susumu Tonegawa, peraih Nobel tahun 1987 dan Direktur RIKEN-MIT Center.

     Penulis lainnya antara lain Toshiaki Nakashiba dan para peneliti dari Pusat RIKEN-MIT Center dan Picower Institute di MIT; laboratorium Michael S. Fanselow di University of California di Los Angeles; dan laboratorium Chris J. McBain di National Institute of Child Health and Human Development.

     Dalam studi tersebut, penulis menguji tikus dalam dua jenis proses memori. Pemisahan pola adalah proses di mana otak membedakan antara kejadian yang serupa, seperti mengingat dua kue Madelaine dengan rasa yang berbeda. Sebaliknya, penyelesaian pola digunakan untuk mengingat kembali rincian isi memori berdasarkan pada petunjuk yang terbatas, seperti mengingat kembali siapa yang tengah bersama Anda saat mengingat rasa kue Madeleine.

     Pemisahan pola membentuk memori baru yang berbeda berdasarkan perbedaan antara pengalaman; penyelesaian pola untuk memori dengan mendeteksi persamaan. Individu dengan cidera otak atau trauma kemungkinan tidak mampu mengingat kembali orang yang mereka lihat setiap hari. Penderita PTSD lainnya tidak dapat melupakan beberapa kejadian buruk. "Pemisahan pada pola yang rusak terkait dengan hilangnya syaraf baru mungkin mengubah keseimbangan pada penyelesaian pola, yang mendasari pada mengingat memori traumatis berulang kali yang diamati pada pasien PTSD," ujar Tonegawa.

     Para ahli syaraf telah lama memikirkan kedua proses yang berlawanan dan berpotensi untuk bersaing yang terjadi pada jaringan syaraf yang berbeda. Dentate gyrus, struktur dengan plastisitas yang luar biasa dalam sistem syaraf dan perannya dalam kondisi dari depresi hingga epilepsi terhadap cidera otak traumatis - dianggap terlibat dalam pemisahan pola dan bagian CA3 dalam penyelesaian pola. Sebaliknya, para peneliti MIT menemukan bahwa syaraf dentate gyrus dapat melakukan pemisahan atau penyelesaian pola tergantung pada usia sel mereka.

     Para peneliti MIT menilai pemisahan pola pada tikus yang mempelajari pembedaan antara dua bagian yang sama tetapi berbeda: yang satu aman dan yang lainnya terkait dengan sengatan kaki yang tidak menyenangkan. Untuk menguji kemampuan menyelesaikan pola, tikus tersebut diberikan petunjuk terbatas untuk melarikan diri dari labirin yang sebelumnya telah mereka pelajari untuk bernegosiasi. Tikus normal dibandingkan dengan tikus yang  kurang memiliki baik syaraf lama maupun baru. Tikus ini memiliki kekurangan pada penyelesaian maupun pemisahan pola tergantung pada jaringan syaraf yang telah hilang.

     "Dengan mempelajari tikus secara genetik yang dimodifikasi untuk menghalangi komunikasi syaraf dari syaraf lama -- atau dengan menghapus syaraf baru pada orang dewasa -- kami menemukan bahwa syaraf lama dibutuhkan untuk pemisahan pola, di mana syaraf baru masih membutuhkannya," ungkap rekan penulis Toshiaki Nakashiba. "Data kami juga menunjukkan bahwa tikus tidak memiliki syaraf lama yang rusak pada penyelesaian pola, menunjukkan keseimbangan antara pemisahan dan penyelesaian pola dapat berubah karena kehilangan syaraf lama."

     Penelitian ini didukung oleh RIKEN-MIT Center untuk Genetika Jaringan Syaraf, Howard Hughes Medical Institute, Otsuka Maryland Research Institute, Picower Foundation dan National Institutes of Health.

     Sumber: RIKEN Brain Science Institute, Antara

     Kontak:
     Susumu Tonegawa

    RIKEN-MIT Center for Neural Circuit Genetics (CNCG) di The Picower Institute for Learning and Memory, Department of Biology and Department of Brain and Cognitive Sciences, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, MA 02139, USA
     Tel: +1-617-253-6459

     Divisi Promosi Ilmu Pengetahuan Otak
     RIKEN
     Mariko Irie
     Tel: +81-48-467-9757
     Fax: +81-48-462-4914
     Email:pr@brain.riken.jp

     Kantor Hubungan Global
     RIKEN
     Tel: +81-48-462-1225
     Fax: +81-48-463-3687
     Email: koho@riken.jp

 
COPYRIGHT © 2012

Mukjizat Alquran: Inilah Proses Penciptaan di Alam Rahim

Jauh sebelum sains modern menemukan proses pembentukan embrio manusia,  pada ke-7 M Alquran  telah menjelaskan proses pembentukan embrio manusia.  Prof Keith L Moore, guru besar Departemen Anatomi dan Biologi Sel Universitas Toronto pun telah membuktikan kebenaran firman Allah SWT itu.

"Saya tak tahu apa-apa tentang agama, namun saya meyakini kebenaran fakta yang terkandung dalam Alquran dan sunah," papar Moore yang terkagum-kagum dengan kandungan Alquran yang secara akurat menjelaskan perkembangan embrio manusia.

Alquran secara gamblang telah menjelaskan proses pembentukan embrio manusia. Alquran telah berbicara tentang pertumbuhan janin di dalam perut ibu fase demi fase, padahal janin dan pertumbuhannya tidaklah terlihat dengan mata kepala dan tidak mungkin juga dijelaskan hanya dengan duga dan kira.

Sains modern baru mengetahui proses penciptaan di alam rahim setelah ditemukannya  alat–alat pemeriksaan modern. "Saya sungguh sangat membahagiakan bisa membantu mengklarifikasi pernyataan Alquran tentang perkembangan manusia. Jelaslah bagi saya, pernyataan (Alquran) itu pastilah turun kepada Muhammad dari Tuhan," papar Moore, ilmuwan terkemuka dalam bidang anatomi dan embriologi.

Proses penciptaan manusia di dalam rahim dijelaskan dalam Alquran surat al-Mu'minun ayat 12-14.  ''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain ...."

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan adanya enam fase terbentuknya janin dalam rahim.  Tahap pertama penciptaan janin  disebut Sulalah dimulai dari  saripati mani. Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan “ dari saripati air yang hina (air mani)”. Manusia bukan diciptakan dari seluruh mani yang keluar dari suami – istri, tapi hanya dari bagian yang sangat halus. Itulah yang dimaksud dengan “ Sulalah”

Menurut riset yang telah diteliti oleh para ahli sekarang, bahwa manusia itu tercipta dari satu sperma saja. Itu sangat sedikit sekali bila dibanding dengan sperma yang keluar dari laki-laki yang mencapai jutaan sperma.  Sulalah adalah kata yang paling tepat dan cocok untuk menggambarkan proses terbentuknya janin ini, karena satu dari jutaan sperma ini bergerak menuju ke rahim untuk membuahi ovum dari wanita.

Tahap kedua disebut  Alaqoh. “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah ( ‘Alaqoh ).”  ‘Alaqoh berarti juga nama dari binatang kecil yang hidup di air dan di tanah yang terkadang menempel di mulut binatang pada waktu minum di rawa – rawa (yaitu sebangsa lintah ).

Bentuk janin pada fase ini sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa membedakkan bentuk dan gambar keduanya.

Tahap ketiga, Mudghah (Segumpal Daging). Dalam kelanjutan surat al-Mukminun dijelaskan ''Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging.” Tahap keempat ditandai dengan muncul dan tumbuhnya tulang. “Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.”

Para ahli dan spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat – alat fotografi.

Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan dagin...''  Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.

Tahap keenam  adalah perubahan janin ke bentuk yang lain. “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain..''  Menurut Dr Ahmad Hamid Ahmad, bersama dengan berakhirnya pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16 milimeter”

Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah: bahwa bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan makhluk hidup yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.” (Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari `Abdullah).

Begitulah, proses penciptaan janin di dalam rahim seorang ibu, hingga akhirnya melahirkan diusia kehamilan sembilan bulan. Sungguh  Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber :  Republika.co.id

IBM kembangkan pendidikan nasional menuju era digital

Surabaya - Penyedia jasa Teknologi Informasi IBM Indonesia berupaya mengembangkan pendidikan nasional menuju era digital karena memiliki solusi teknologi informasi yang terintegrasi bagi industri pendidikan di Tanah Air.

"Kami yakin dengan memfasilitasi akses menuju dunia pendidikan yang lebih pintar dapat mewujudkan ekonomi yang lebih pintar dan memperluas pembangunan ekonomi di Indonesia," kata "Territory Leader Central Indonesia" IBM Indonesia, Tienniwaty, di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, beragam upaya memenuhi kebutuhan sistem pendidikan pintar melalui berbagai inovasi dari perangkat keras, piranti lunak, layanan yang mudah diinstal dapat dikelola dengan harga terjangkau.

"Solusi yang kami tawarkan juga meningkatkan performa dan memberikan manfaat lebih bagi lembaga pendidikan di Indonesia," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengemukakan, terkait strategi untuk memajukan industri pendidikan adalah memupuk bakat di bidang teknologi. Upayanya, bermitra dengan berbagai perguruan tinggi dan universitas di seluruh Indonesia.

"Contoh, Institut Teknologi Surabaya (ITS), Institut Informatika dan Manajemen Politeknik Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara, Universitas Maranatha, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Bina Nusantara," katanya.

Langkah tersebut, tambah dia, sebagai bagian dari sebuah program akademis global untuk membekali mahasiswa dengan kecakapan TI yang mereka butuhkan saat bersaing di tempat kerja.

"Kami juga berkomitmen membantu dunia pendidikan dengan berpartisipasi dalam beragam program untuk meningkatkan kualitas pendidikan," katanya.

Ia melanjutkan, pada tahun 2010 telah menyumbangkan IBM KidSmart Early Learning Programme sebanyak 30 unit ke lebih dari lima sekolah dasar di Surabaya.

"Kami harap bantuan tersebut dapat memperdalam pelajar Indonesia tentang teknologi menyusul pendidikan adalah faktor yang penting dalam membangun bangsa," katanya. (DYT/S006)


Editor: B Kunto Wibisono
Sumber : Antara
COPYRIGHT © 2012